Rabu, 10 April 2019

Sejarah Lahirnya Julukan Bunda Tudung Saji


Tanggal 1 Januari 2012, adalah hari pertama saya pindah tugas dari Kabupaten Bangka Barat ke Kota Pangkalpinang, awal mula jatuh hati pada Tudung Saji, adalah ketika saya menyerahkan SK Gubernur Provinsi Bangka Belitung perihal persetujuan pemindahtugasan saya, ke Kantor Walikota Pangkalpinang, dimana pada saat itu, saya melihat rancang bangun yang begitu indah diatas Gedung Kantor Walikota Pangkalpinang, yang dikenal dengan sebutan Gedung Tudung Saji, dan terlintas dalam hati, ada sesuatu yang bisa saya kembangkan.

Seiring waktu, dan pada tanggal 7 September 2012, saya dilantik menjadi Kasubbag Investasi di Bagian Ekonomi Sekretariat Daerah Kota Pangkalpinang, dengan tupoksi saya saat itu, memungkinkan saya untuk memulai berinovasi dan mengangkat tentang kearifan lokal, yaitu alat penutup makanan pada pelaksanaan Budaya nganngung, yaitu Tudung Saji/ Tudong Dulang.


Ini inovasi pertama saya, yang saya coba bikin melalui percetakan CV. Ganesa Pangkalpinang, mengingat biaya pembuatan yang cukup tinggi, menuntut saya untuk coba mencari solusi, agar keasliannya tidak hilang, dengan mencari pengrajin yang membikin miniatur tudung saji.


Satu-satunya tempat yang menjual miniatur-miniatur pada kurun waktu 2014 s.d. 2016 itu hanya Dekranasda Kota Pangkalpinang, dan dari seringnya saya membeli disini akhirnya saya bertemu dengan seorang pengrajin yang luar biasa yaitu Ace "Aihua". saya mulai membeli miniatur yang lebih kecil berupa gantungan kunci dan tempelan kulkas, lebih banyak pariasi yang kita perkenalkan ke luar daerah.


Pada Bulan November 2017, saya membeli 1 set miniatur Tudung Saji yang isinya ada 5 buah, yang ukurannya berbeda-beda, dan yang untuk dibikin tempelan kulkas, untuk persiapan saya perform ketika masuk Grand Final Pemilihan Ibu Muda Berkarya Tahun 2018 pada tanggal 23 Desember 2017, dengan maksud selain mengangkat unsul budaya, saya juga ingin tampil unik dan berbeda dengan finalis lainnya.

Ini tampilan Rias Sanggul Tudung Saji yang saya gunakan pada saat itu, sebuah pengalaman yang luar biasa, dimana pada saat awal saya memasuki panggung sampai sesi perkenalan, tidak ada penonton yang memberi tepuk tangannya, karena selain saya tidak membawa massa, tampilan saya juga seadanya, namun setelah membalikan badan usai perkenalan, penonton baru memberikan apresiasi yang luar biasa, setelah melihat, rias sanggul saya, yang berasal dari miniatur Tudung Saji.
Pada pengumuman Finalis yang masuk 10 besar, saat MC menanyakan kepada penonton siapa lagi peserta yang masuk 10 besar, sepontan mereka meneriakan "Bunda Tudung Saji", karena memang mereka tidak mengenal nama saya dan belum hapal no peserta saya. Terus berlanjut ke pengumuman 5 besar, dan pengumuman Juara Kategori.




Kendatipun gagal masuk 3 Besar, tapi tanpa diduga duga, saya meraih Gelar Juara sebagai "Bunda Intelegentia" IMB 2018. dari sejak saat itu, saya jadi semakin percaya, ketika kita coba melestarikan dan mengembangkan peninggalan budaya bangsa, akan banyak melahirkan manfaat, terutamanya untuk sang pelaku, dan mulai saat itu juga, saya dengan bangga menggunakan Gelar atau Julukan "Bunda Tudung Saji". Dan pada tanggal 8 Mei 2018, awal mula saya lebih berani bereksperimen, dengan tampil sebagai MC mengunakan Rias Sanggul yang agak ekstrim. Dalam acara Pensi PAUD SKB Kota Pangkalpinang.


Bunda "Tudung Saji" dengan Rias Sanggul bertema "Puncak Jaya 1"

2 komentar:

  1. Lanjutkan dan semangat terus untuk melestarikan produk khas bangka ini

    BalasHapus
    Balasan
    1. Siap, laksanakan.....trm kasih dukungan semangatnya

      Hapus